Ashabul Waro' adalah nama julukan yang di sandang oleh sebuah golongan anak remaja yang kurang akan stok kedisiplinan. Disiplin bagi mereka adalah sebuah hal yang rancu, mereka tidak mengenal aturan tetapi aturan sangat mengenal mereka. Sejatinya remaja yang sedang menempuh perjalanan kuliah yang mungkin akan membuat mereka serasa dehidrasi di Gurun Sahara pasti belajar dengan sungguh-sungguh demi mencapai gelar Sarjana. Namun berbeda dengan mereka, mereka tidak memerioritaskan sarjana sebagai tujuan utama. Karena bagi mereka sarjana hanyalah topeng belaka untuk merajut asa mencapai dunia. Penampilan seadanya, kemampuan sebisanya, tidur kebiasaannya, dan canda tawa yang menjadi khasnya sudah menjadi rahasia umum bagi warga di sekitarnya. Keonaran, kelucuan, bahkan kegobloganpun sering mereka lakukan dengan motif membuat susasana nyaman menurutnya, kenyamanan orang lain bagai hamba sahaya yang diboikot dengan hasrat keinginan mereka. Hukuman sudah menjadi lalapan murahan yang sudah tak terhiraukan, karena bagi mereka peraturan terpapar untuk dilanggar.
Namun dibalik semua itu mereka sangat memerhatikan hal-hal yang berkaitan dengan Agama, Negara, Tahta, dan Wanita. Walaupun yang terakhir selalu berakhir dengan nahasnya perasaan yang menjadi korban dan merasakan gangguan jiwa tanpa gila, tapi bagi mereka tak memarjinalkan point itu. Karena point terakhir merupakan hal yang sudah tidak tabu untuk diperbincangkan.
Mereka mungkin dipandang sebelah mata, tapi apadaya karena yang memandang orang buta. Jika tak buta pasti memandang dengan dua mata. Bangun subuh bagi mereka merupakan hal yang sangat tabu, maka tak ayal bagi para petugas keamanan jika membangunkan mereka itu bagaikan mencari kutu di kepala dedy corbudizer.
Secara etimologi Ashabul Waro' bukan dari bahasa Yunani, tetapi dari bahasa Arab, yang berarti Para Penguasa Belakang, secara terminologis Asbhabul Waro adalah para pemilik barisan paling belakang ketika ta'lim. Artinya merekalah yang menguasai barisan belakang ta'lim. Alasan mereka cukup simple, mereka memilih barisan belakang karena mereka tak mau membelakangi orang lain.
Secara etimologi Ashabul Waro' bukan dari bahasa Yunani, tetapi dari bahasa Arab, yang berarti Para Penguasa Belakang, secara terminologis Asbhabul Waro adalah para pemilik barisan paling belakang ketika ta'lim. Artinya merekalah yang menguasai barisan belakang ta'lim. Alasan mereka cukup simple, mereka memilih barisan belakang karena mereka tak mau membelakangi orang lain.
ASHABUL WARO
Pejabat Teras :
Pejabat Teras :
- Ilham Ramdani
- Muhammad Irham Hazimi
- Fathul Bari Adnan
- Agus Umar Abdul Aziz
- Muhammad Rizal elFarid
- Pinpin Mulyanuddin
- Moch. Fahmi Amiruddin
- Aditya Miftah Abdul Rouf
dan masih banyak nama yang belum tersebutkan !
Post : Zimi, dan Ge
Post : Zimi, dan Ge
Lanjutkannn... (y)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusItu ashabul waro legend. Perkenalin ASHABUL WARO HAIBAH. pendobrak peradaban di Gomlay😂😂
BalasHapusKita udah beralih sekarang ke kuda-liar.xyz
Hapus