Min al-Ma'ruf bahwasanya dominan dari kita menilai sebuah objek secara subjektif. Akan tetapi melihat Diktum TRUE OR FALSE ITS MY IDOL kebanyakan yang terjadi akan melihat pada objeknya dan menilainya secara subjektif. Tapi kami menyatakan hal tersebut adalah sebuah pandangan yang salah.
Melihat pernyataan tersebut seolah terpandang seakan anggapan orang lain itu tiada artinya, sesuai ungkapan mahasiswa Pendidikan bahasa Arab لك حالك ولي حالى, ya dan memang dapat dipahami pada nyatanya seperti itu
Pernyataan tersebut, kami memahami bahwa itu ialah sebuah transenden serbatuju secara kasbi, walaupun objek yang dipandangnya ialah penikmat nasib secara wahbi.
Beliaulah sang Insan Kamil wadah citra Tuhan yang sempurna, sang haqiqah al-kulliah, beliaulah awwal al-anbiya wa akhir al-ba'ats, sang saripati Mikrokosmos. Jiwanya sebagai gambaran al-nafs al-kulliyah (jiwa universal); tubuhnya mencerminkan arasy; pengetahuannya mencerminkan pengetahuan Tuhan; hatinya berhubungan dengan Bayt al-Ma'mur; kemampuan mental spiritualnya terkait dengan Malaikat; daya ingatnya dengan saturnus (Zuhal); daya inteleknya dengan yupiter (al-Musytari). Muhammad ibn Abdullah namanya, al-Amin julukannya.
True or False jika melihat sang Sayyidul Anbiya memang ada yang salah dengannya? Bukankah ia Insan Kamil,? Bukankah ia tanpa celah,?
True or False bukan dilihat pada ia sebagai object, tapi pada orang sebagai subject yang melihatnya sebagai musuh dan menampik akan kerasulan dan kesempurnaan yang disandangnya.
Dan kamipun (ashab al-waro) mengidolakannya bukan ia yang menyandang sebagai seorang nabi dan tugasnya sebagai sang rasul, namun atas kerasulannya terima kasih kami pada Tuhan yang telah memberikan pada kami sang murobbi untuk menuntun kami dari kefanaan ini. Dan kami lebih mengidolakan ia sebagai seorang Haqiqah al-Muhammadiyah. Hakikat Muhammad merupakan wadah tajalli Tuhan yang paripurna dan merupakan makhluk yang paling pertama diciptakan oleh Tuhan. Ia telah ada sebelum Adam a.s. dialah "akal pertama" (al-'aql al-awwat) atau "pena yang tinggi" (al-qalam al-a'la) dan dialah yang menjadi sebab penciptaan alam semesta dan sebab terpeliharanya.
Ia yang menjadi inti insan kamil merupakan penyebab penciptaan "Akal Pertama" yaitu lambang dari pengetahuan Tuhan yang tak terbatas lagi azali, yang ber-tajalli pada hakikat Muhammad. Sedangkan "Pena" melambangkan alat tulis Tuhan, yang menuliskan pengetahuan tersebut. Di dalam "pena" terdapat "tinta", yang melambangkan ruh yang masih berwujud potensialitas. Dan "huruf-huruf" yang ditulis oleh "pena" melambangkan bentuk alam. Hakikat Muhammad yang demikian, identik dengan logos dalam filsafat Philo dan yang lainnya, yang merupakan prototype alam semesta.
Demikian pula, alam ini terpelihara karena adanya Insan Kamil. Ini merupakan akibat logis dari kedudukannya sebagai sebab terciptanya alam dan sebagai tajalli Tuhan. Seandainya "sebab" telah hilang, maka "akibat"-nya pun tentu akan hilang pula. Atau dengan kata lain, kalau keinginan Tuhan untuk dikenal telah hilang, tentu ia akan menghilangkan manusia dan berhenti ber-tajalli, maka alam pun akan lenyap.
sumber :
- Pancaniti, Sanghyang Mughni, Tasawwuf Tujuh Martabat
- Takeshita, Masataka, Ibn 'Arabi's Theory of Perfect Man and Its Place in Islamic History
posted :Ge
posted :Ge
0 komentar:
Posting Komentar