بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abdullah bin Mas'ud ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadits qudsi,
Dari Abdullah bin Mas'ud ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadits qudsi,
"Pandangan adalah salah satu panah iblis. Siapa yang meninggalkannya karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantinya dengan manisnya iman yang akan dirasakannya di dalam hatinya."
(HR. ath-Thabrani dan al-Hakim)
"Dari mata, turun ke hati."
Ya, kalimat itu sering dilontarkan kepada orang yang jatuh cinta. Dalam banyak hal, ketertarikan seseorang pada sesuatu berasal dari hasil pekerjaan mata yang direspon oleh otak. Jatuh cinta/tertarik di sini tidak hanya berarti pada lawan jenis ya, bisa juga pada benda-benda seperti buku, lukisan, pakaian; pemikiran atau ideologi; tokoh; dan lain-lain.
Namun, kalimat tersebut nyatanya memang lebih sering digunakan pada orang yang jatuh cinta pada lawan jenis. Seseorang bisa lebih mudah tertarik pada orang lain dengan apa yang dia lihat. Kecantikan/ketampanan wajah, misal, keindahan mata, cara bersolek, serta bagaimana ia berpakaian. Tak sedikit yang belum mengetahui, bahwa ada bahaya yang tersembunyi dari pekerjaan mata tersebut.
Mari kita perhatikan salah satu ayat cinta Allah dalam QS. An-Nur ayat 30-31, yang artinya:
"Katakanlah pada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
Dan katakanlah pada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, ..."
Allah mendidik kita agar selalu dapat menjaga diri dengan menundukkan pandangan. Agar hati kita tetap bersih dan terhindar dari gejolak hawa nafsu yang dapat mencelakakan kita.
"Aku bisa menjaga diri, kok. Menundukkan pandangan itu agar kita tidak tergoda hawa nafsu, bukan? Berarti jika tidak tergoda, tidak apa-apa."
Tidak, saudaraku. Kita manusia, bukan malaikat yang tak pernah lepas dari ketaatan pada Allah. Seberapapun kita berusaha, syetan lebih tahu celahnya. Jika yang menundukkan pandangan saja bisa tergoda dengan syetan, bagaimana yang tidak?
Meski memperhatikan mata lawan bicara dapat berarti kita menyimak apa yang dibicarakannya, dalam Islam lebih baik kita menundukkan pandangan. Hal ini sebagai salah satu upaya kita dalam menghindari nafsu yang akan tumbuh dari tidak terjaganya pandangan. Dalam Islam, pandangan yang tak sengaja (faj'ah) masih ditolerir syariat. Tapi, pandangan yang selanjutnya dilarang.
"Dari 'Ali Ra. bahwa Rasulullah Saw. berkata kepadanya: Hai Ali, sesungguhnya kamu memiliki timbunan harta dari surga dan sesungguhnya kamu adalah pemilik tanduknya. Maka janganlah kamu lanjutkan pandangan tanpa sengajamu dengan pandangan berikutnya, karena yang pertama itu boleh dan yang kedua tidak boleh." (HR. Ahmad)
Jika kita berhasil membiasakan diri untuk menjaga pandangan, maka Allah akan memberikan kenikmatan dunia yang akan dirasakan oleh hamba-hamba pilihan-Nya, yakni nikmatnya iman di hati. Ada dua kenikmatan dunia yang akan diberikan Allah kepada hamba-Nya yang bertakwa; yakni kenikmatan iman dan kenikmatan ketika beribadah kepada-Nya. Dan dengan menjaga pandangan, insya Allah kita dapat meraih salah satu dari kedua nikmat tersebut.
Saudaraku, mudah-mudahan Allah menjaga kita dari segala fitnah dan mengistiqomahkan kita dalam berbuat kebaikan. Semoga bermanfaat.
by: C
Allah mendidik kita agar selalu dapat menjaga diri dengan menundukkan pandangan. Agar hati kita tetap bersih dan terhindar dari gejolak hawa nafsu yang dapat mencelakakan kita.
"Aku bisa menjaga diri, kok. Menundukkan pandangan itu agar kita tidak tergoda hawa nafsu, bukan? Berarti jika tidak tergoda, tidak apa-apa."
Tidak, saudaraku. Kita manusia, bukan malaikat yang tak pernah lepas dari ketaatan pada Allah. Seberapapun kita berusaha, syetan lebih tahu celahnya. Jika yang menundukkan pandangan saja bisa tergoda dengan syetan, bagaimana yang tidak?
Meski memperhatikan mata lawan bicara dapat berarti kita menyimak apa yang dibicarakannya, dalam Islam lebih baik kita menundukkan pandangan. Hal ini sebagai salah satu upaya kita dalam menghindari nafsu yang akan tumbuh dari tidak terjaganya pandangan. Dalam Islam, pandangan yang tak sengaja (faj'ah) masih ditolerir syariat. Tapi, pandangan yang selanjutnya dilarang.
"Dari 'Ali Ra. bahwa Rasulullah Saw. berkata kepadanya: Hai Ali, sesungguhnya kamu memiliki timbunan harta dari surga dan sesungguhnya kamu adalah pemilik tanduknya. Maka janganlah kamu lanjutkan pandangan tanpa sengajamu dengan pandangan berikutnya, karena yang pertama itu boleh dan yang kedua tidak boleh." (HR. Ahmad)
Jika kita berhasil membiasakan diri untuk menjaga pandangan, maka Allah akan memberikan kenikmatan dunia yang akan dirasakan oleh hamba-hamba pilihan-Nya, yakni nikmatnya iman di hati. Ada dua kenikmatan dunia yang akan diberikan Allah kepada hamba-Nya yang bertakwa; yakni kenikmatan iman dan kenikmatan ketika beribadah kepada-Nya. Dan dengan menjaga pandangan, insya Allah kita dapat meraih salah satu dari kedua nikmat tersebut.
Saudaraku, mudah-mudahan Allah menjaga kita dari segala fitnah dan mengistiqomahkan kita dalam berbuat kebaikan. Semoga bermanfaat.
by: C
0 komentar:
Posting Komentar