Antara
Kekinian dan Kemajuan
Dewasa ini esensi kekinian sudah disalah
artikan oleh para remaja. Kekinian yang seharusnya bernilai kreatif, inovatif,
dan inspiratif sudah bergeser makna menjadi HEDONIS. Kekinian yang asalnya
mudah dilakukan kini menjadi sangat sulit. Siapa kira untuk menyandang gelar
kekinian itu mudah. Perlu perjuangan dan
air mata. That’s why? tidak sedikit orang rela mati-matian membeli
barang-barang yang seharusnya tidak mejadi kebutuhan utuh contohnya fashion
dan food. Wanita yang asalnya berdandan cukup menggunakan pelembab biasa
dan bedak bayi kini harus bersusah payah
facial-an tiap bulan agar kulit terlihat mulus kayak jalan tol. Terus, Orang yang biasanya makan cukup
sepuluh ribu di warteg kini sudah berani masuk restoran-restoran yang harganya
cukup buat makan anak kost selama satu minggu. Syukur-syukur jika orang tuanya seperti
Bill Gates atau Waren Buffet karena itu hal sangat wajar. Tapi, sangat tidak
wajar sekali jika orang tuanya adalah pedagang kecil lantas anaknya begitu hebring.
Semua itu tidak terlepas dari pengaruh
Sosial Media. Salah satunya Instagram yang menjadi media utama untuk menyandang
gelar kekinian tersebut. Berbagai cara
mereka lakukan untuk mendapatkan foto yang maksimal keren. Mulai dari
mencari spot yang bagus untuk berfoto ria, gaya model seperti orang pengidap
penyakit lordosis, juga gaya photographernya tiarap bak tentara. Lalu
sebelum diposting sentuhan editan adalah hal yang sangat wajib. Mereka
belomba memposting foto bertagarkan kekinian biar manusia seantero dunia tahu
bahwa AKU ADALAH ORANG KEKINIAN. Sepertinya jika ada Perguruan Tinggi yang
mengadakan program untuk menyandang gelar kekinian, bisa jadi jurusan
kodekteran, hukum, atau teknik akan menyusut parah karena mahasiswanya pindah
ke jurusan kekinian.
Belum lagi, mereka perlu berpikir keras
untuk mendapatkan jutaan follower. Ada yang minta dipromote lah, ada
juga yang beli follower lah. Biar apa? Biar like nya banyak dan
komentarnya baik seperti “wah… Cantik sekali, waah…. Tempatnya keren baget”.
yang lebih memuakkan lagi adalah ketika membaca postingan seperti “sebelum
ini update dulu biar kekinian”. Dasar pengemis likes. Apa bedanya
dengan pengemis yang di jalanan, mereka juga bersusah payah untuk berdandan
sememprihatinkan mungkin demi mendapatkan kasihan orang.
Ucapan Soekarno “berilah aku seribu
orang tua maka akan ku goncangkan bumi, tapi berilah aku satu pemuda maka akan
ku ubah dunia” kini sudah tidak menjadi tolok ukur lagi karena melihat
nasib remaja yang kian hari hanya memikirkan bagaimana caranya biar bisa
menyandang gelar kekinian. Bagai tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting
saja.
Seharusnya, hidup remaja itu berlandaskan
ilmu dan taqwa agar bisa meneruskan peran orang
tua untuk masa yang akan datang, bukan melulu memikirkan pujian orang
lain. Apalah nilai dari pujian dari manusia.
Tak ada yang bilang salah terkait kekinian
hanya saja di sana perlu adanya batasan supaya kekiniannya terarah menuju hal
yang positif dan tidak menyimpang dari esensinya. Kekinian memang harus
dimiliki remaja agar maindsetnya tidak kolot dan bisa membangun relasi
yang lebih banyak. Coba bayangkan, jika remaja tidak kekinian, dekil, tidak
tahu wawasan, tidak supel pasti sangat sulit untuk membangun sebuah relasi.
Jika esensi kekinian telah bergeser makna,
maka disini perlu adanya sedikit perubahan paradigma. Remaja bukan lagi menjadi
generasi kekinian tapi harus berupaya untuk menjadi generasi yang kemajuan. Generasi
yang selalu siap mengahadapi tantangan zaman, generasi yang dinamis, aktif,
kreatif inovatif, berpandangan ke depan dan generasi yang bisa membangun
bangsanya menjadi Negara yang kuat dan kokoh. Semua itu tak lepas dari remaja
yang anggun dalam moral serta unggul dalam inteleketual.
Bukankah Allah SWT telah berfirman. “Wahai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha menegtahui apa yang kamu
kerjakan.” QS. Al-Hashr (59): 18.
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah
sangat tegas menyuruh orang yang beriman untuk berpikir ke depan, visoner, dan
KEMAJUAN.
Salam, dari saya remaja kekinian yang
bermetamorfosis menuju remaja kemajuan.
0 komentar:
Posting Komentar