AD (728x60)

Jumat, 20 Oktober 2017

Share & Comment
Antara Kekinian dan Kemajuan
Dewasa ini esensi kekinian sudah disalah artikan oleh para remaja. Kekinian yang seharusnya bernilai kreatif, inovatif, dan inspiratif sudah bergeser makna menjadi HEDONIS. Kekinian yang asalnya mudah dilakukan kini menjadi sangat sulit. Siapa kira untuk menyandang gelar kekinian itu mudah.  Perlu perjuangan dan air mata. That’s why? tidak sedikit orang rela mati-matian membeli barang-barang yang seharusnya tidak mejadi kebutuhan utuh contohnya fashion dan food. Wanita yang asalnya berdandan cukup menggunakan pelembab biasa dan bedak bayi  kini harus bersusah payah facial-an tiap bulan agar kulit terlihat mulus kayak jalan tol.  Terus, Orang yang biasanya makan cukup sepuluh ribu di warteg kini sudah berani masuk restoran-restoran yang harganya cukup buat makan anak kost selama satu minggu. Syukur-syukur jika orang tuanya seperti Bill Gates atau Waren Buffet karena itu hal sangat wajar. Tapi, sangat tidak wajar sekali jika orang tuanya adalah pedagang kecil lantas anaknya begitu hebring.
Semua itu tidak terlepas dari pengaruh Sosial Media. Salah satunya Instagram yang menjadi media utama untuk menyandang gelar kekinian tersebut.  Berbagai cara mereka lakukan untuk mendapatkan foto yang maksimal keren. Mulai dari mencari spot yang bagus untuk berfoto ria, gaya model seperti orang pengidap penyakit lordosis, juga gaya photographernya tiarap bak tentara. Lalu sebelum diposting sentuhan editan adalah hal yang sangat wajib. Mereka belomba memposting foto bertagarkan kekinian biar manusia seantero dunia tahu bahwa AKU ADALAH ORANG KEKINIAN. Sepertinya jika ada Perguruan Tinggi yang mengadakan program untuk menyandang gelar kekinian, bisa jadi jurusan kodekteran, hukum, atau teknik akan menyusut parah karena mahasiswanya pindah ke jurusan kekinian.
Belum lagi, mereka perlu berpikir keras untuk mendapatkan jutaan follower. Ada yang minta dipromote lah, ada juga yang beli follower lah. Biar apa? Biar like nya banyak dan komentarnya baik seperti “wah… Cantik sekali, waah…. Tempatnya keren baget”. yang lebih memuakkan lagi adalah ketika membaca postingan seperti “sebelum ini update dulu biar kekinian”. Dasar pengemis likes. Apa bedanya dengan pengemis yang di jalanan, mereka juga bersusah payah untuk berdandan sememprihatinkan mungkin demi mendapatkan kasihan orang.
Ucapan Soekarno “berilah aku seribu orang tua maka akan ku goncangkan bumi, tapi berilah aku satu pemuda maka akan ku ubah dunia” kini sudah tidak menjadi tolok ukur lagi karena melihat nasib remaja yang kian hari hanya memikirkan bagaimana caranya biar bisa menyandang gelar kekinian. Bagai tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting saja.
Seharusnya, hidup remaja itu berlandaskan ilmu dan taqwa agar bisa meneruskan peran orang  tua untuk masa yang akan datang, bukan melulu memikirkan pujian orang lain. Apalah nilai dari pujian dari manusia.
Tak ada yang bilang salah terkait kekinian hanya saja di sana perlu adanya batasan supaya kekiniannya terarah menuju hal yang positif dan tidak menyimpang dari esensinya. Kekinian memang harus dimiliki remaja agar maindsetnya tidak kolot dan bisa membangun relasi yang lebih banyak. Coba bayangkan, jika remaja tidak kekinian, dekil, tidak tahu wawasan, tidak supel pasti sangat sulit untuk membangun sebuah relasi.
Jika esensi kekinian telah bergeser makna, maka disini perlu adanya sedikit perubahan paradigma. Remaja bukan lagi menjadi generasi kekinian tapi harus berupaya untuk menjadi generasi yang kemajuan. Generasi yang selalu siap mengahadapi tantangan zaman, generasi yang dinamis, aktif, kreatif inovatif, berpandangan ke depan dan generasi yang bisa membangun bangsanya menjadi Negara yang kuat dan kokoh. Semua itu tak lepas dari remaja yang anggun dalam moral serta unggul dalam inteleketual. 
Bukankah Allah SWT telah berfirman. “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha menegtahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Al-Hashr (59): 18.
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah sangat tegas menyuruh orang yang beriman untuk berpikir ke depan, visoner, dan KEMAJUAN.
Salam, dari saya remaja kekinian yang bermetamorfosis menuju remaja kemajuan.



Tags:

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Popular Content

Recent Posts

Why to Choose RedHood?

Copyright © ASHABUL WARO | Designed by Templateism.com